Menjadi ojol
sangatlah menyenangkan, kerjanya santai, dan bisa banyak duit, itulah yang
awalnya gue pikirkan, yang mungkin juga dipikirkan banyak ojol yang baru terjun
ke lapangan. Berpikir semua akan terasa indah, yang kemudian berubah menjadi
caci maki dan keluhan tiap hari. Banyak orang bilang ojol atau ojek online itu
merupakan pekerjaan yang gampang, tanpa skill, gak perlu pendidikan. Padahal
nyatanya gak segampang itu. Ada skill ojol yang mungkin gak dipunyai orang lain
yaitu skill ketabahan. Ketabahan dalam menghadapi siksaan. Mulai dari disiksa
customer, aplikasi, keadaan lapangan, dan masih banyak lagi.
Setiap pekerjaan
pasti ada lebih dan kurangnya, tetapi menjadi ojol kurangnya sangat lebih.
Disini gue mau bahas kenapa kalian sebaiknya jangan jadi ojek online di tahun
2025 ini:
1. Gak dihargai
customer
Seringkali
customer menganggap diri mereka adalah ràja, mereka bayar dengan segala macam
promo, lalu menganggap ojol atau driver merupakan budak mereka. Gue paling
sering menemukan customer macam gini misalnya saat pengantaran makanan. Banyak
customer manja yang memaksa ojol untuk naik ke lantai 2, 3, 4, lebih lagi, mengantar
makanan itu dan menaruhnya di gagang pintu kamar customer. Gue heran, apa
susahnya sih ngambil makanan ke bawah? Apa perlu sekalian gue suapin atau
bersihin kamarnya? Jujur gue selalu kesal dapat customer seperti ini, biasanya
kalau gue tolak pasti bakal jawab, "Biasanya driver lain bisa pak!"
Alasan mereka biasanya yaitu sakit, gue herannya sakit kenapa mesan mie level
pedas dan minum es teh? Bahkan gue pernah nemu customer yang notenya selalu
sakit dan gak sembuh sembuh, bilang dirinya sakit demi gak turun ke bawah. Atau
alasan lain yaitu gak ada di kos, padahal ngumpet di dalam. Coba deh taruh
makanannya, lalu tungguin, pasti ada si kampret di dalam keluar ngambil.
Tolong hargai
ojol dengan ngambil makanan sendiri ke bawah, jangan memperlama kerja ojol.
Ingat, ojol ongkir terdekat cuma 8.800, uang segitu gak bisa menggantikan motor
yang hilang kalau di parkir di luar. Yang gak kalah nyebelin yaitu dalam
pengantaran barang. Gue sering nemu customer yang mau hemat tapi membahayakan
nyawa orang. Misalnya disuru bawa barang besar yang melebihi motor, contohnya
seperti kulkas, lemari, kasur, bahkan tangki air dan yang paling parah yaitu
bawa kambing. Kalau ditolak, senjata mereka selalu bilang, "Driver lain
biasanya bisa kok!" Selain itu gue pernah menemukan penipuan dimana barang
yang tertulis cuma 1 kg, taunya barangnya tangki air buat nampung air. Yang gue
lakukan? Cancel langsung depan muka customernya. Tolong buat para driver atau
ojol, jangan membahayakan nyawa kalian demi ongkir 8400, 8500. Dipakai buat
berobat kalau kecelakaan pun gak cukup.
Lainnya gue
pernah menemukan customer aneh, yang udah order, tapi disuruh nunggu dan minta
dijemput lagi 1 jam. Buset, memangnya ojol itu supir pribadinya? Supir pribadi
pun gak mau nunggu dengan bayaran 8000. Apa gak sekalian sambil nunggu dia,
ojol disuruh bersih bersih rumahnya? Sungguh aneh sekali. Yang gue juga kesal
sama customer yang order sesuatu, sehabis itu hpnya ditinggal. Entah ditinggal
tidur, nyuci, ngurusin rumah, dan lainnya. Jelas ini menyusahkan ojol karena
harus nunggu lama biar pesanannya diambil customer. Gue sering nemu customer
playing victim yang ngelaporin
pesanannya gak dianter sama driver dan nyalahin driver, padahal dia sendiri
ketiduran atau gak respond lebih dari sejam.
Berikutnya yang gak
kalah ngeselin yaitu customer yang suka nitip di luar orderannya, misalnya
nitip beli rokok, kerupuk, teh poci, dan benda lainnya di warung. Jelas ini
merugikan waktu, biasanya kalo nemu orang seperti ini gue cuma bisa diem gak
buka chatnya, pas sampai di tempat customer gue bilang, "Eh ada nitip ya,
maaf saya ketiduran gak liat hp jadinya." Biasanya orang yang suka nitip
gini selalu bilang uang drivernya diganti lewat tips, yang ditungguin gak akan
pernah muncul.
Customer ngeselin
lainnya yaitu waktu ojol baru ðapet orderan, dengan gampangnya dia bilang,
"Tolong cepetin ya!" Anjrit! Dia yang telat, order di waktu mepet, malah
nyuruh orang buat cepat. Disangka motor ojol punya sayap. Kalo nemu customer
begini sebaiknya dijawab, "Baik tuan/nyonya, persiapkan diri, saya akan
pesankan ambulan terbaik untuk anda" Selain itu yang bikin heran, customer
yang order makanan pun suka seperti ini nyuruh driver atau ojol cepat, padahal
asal kalian tau tugas driver bukanlah memasak atau ikut bagian di dalam dapur. Jadi
gue herannya kenapa driver disuruh cepat, apa mungkin disuruh bantuin masak di
dapur?
Sebenarnya masih banyak jenis customer yang nyebelin,
tapi sekali lagi gak semua customer ngeselin, masih banyak yang baik. Baik
dalam bikin strategi biar ojol mau naik ke lantai 2, biar mau bawa barang
besar, biar mau nunggu satu jam buat dijemput. Baik dalam memberikan tips, yang
biasanya dijanjikan customer namun tak pernah muncul keberadaannya. Gue pun
jadi tau sekarang, tip itu yang bener ngasi tambahan, kalo tips itu mungkin
tips atau tutorial.
2. Ongkir murah,
potongan aplikasi terlalu besar.
Bahan pokok
semakin naik, kebutuhan hidup semakin mahal, tapi ongkir ojol selalu setia
membumi. Entah sampai kapan ongkirnya mentok di angka 8000, mungkin saat umr di
Indonesia di atas 10 juta, ongkir ojol pun masih sama. Bukannya gak bersyukur,
yang jadi masalah disini adalah pihak aplikator yang semakin rakus. Buat yang
belum tau, biaya yang customer bayar di aplikasi itu bukan semua masuk di ojol,
tapi dibagi ke aplikator. Kalau sesuai potongannya gak masalah, tapi ini bisa
lebih. Yang katanya 20 persen misalnya, bisa jadi 40 bahkan sampai gue ngerasa
sistemnya jadi bagi hasil 50 : 50. Gue pernah ngirim barang ongkir 8500
pembayaran tunai, jumlah tagih tunai ke customer sebesar 16.000 rupiah. Apakah
itu 20 persen? Gue mikir mungkin sistemnya sekarang udah bagi hasil, atau pihak
aplikator punya rumus matematika tersendiri yang gak orang waras mengerti. Gak
hanya sekali dua kali, bahkan gue sering nemu ojol lain yang punya keluhan yang
sama.
Motor punya
sendiri, servis ditanggung sendiri, kuota sendiri, tenaga sendiri, tapi yang
duduk angkat kaki di kantor pengen dapet lebih banyak. Ngomongin soal
pendapatan, mungkin setiap daerahnya berbeda. Namun yang bikin gue heran yaitu
kebetulan gue tinggal di Bali, daerah yang pariwisatanya sudah terkenal dunia.
Herannya yaitu harga yang dibayar warga lokal dengan bule itu sama, dengan
harga murah 10 ribuan bule udah bisa keliling. Jelas ini aneh, daerah
pariwisata namun dijual dengan sangat murah. Bahkan ada momen dimana gue pernah
ngerasa malu waktu nurunin bule, tagih tunainya cuma 2 ribu. Jadi dia ðapet
promo dari aplikasi, dengan santai dia mengeluarkan duit 2 ribu di depan gue
yang kebetulan di sekitar sana dilihat sama ojek pangkalan
Gue ngerasa
mungkin gak akan pernah ada kenaikan tarif, selama berbagai aplikator saling
perang harga. Mungkin ada masanya ongkir ojol atau driver cuma 4 ribu rupiah,
karena 6 ribu aja udah ada dan banyak yang mau. Mirisnya lagi gue merasa lebih
kasihan sama driver mobil, karena harganya cuma bhéda 2-4 ribu sama motor.
Bayangin mobil harga ratusan juta, tapi ongkir terdekat cuma 10 ribu, berasa
naik odong-odong murah. Aplikator gak pernah mikir berapa biaya perawatan,
bensin, dan lainnya. Mereka asik duduk santai di ruangan ac sambil angkat kaki.
Jujur gue paling
kesal waktu cuaca hujan badai, ongkir benar benar sulit buat naik padahal cuaca
hujan resikonya sangat tinggi. Mungkin nunggu pohon bertumbangan, banjir dimana
màna, baru ongkir naik. Biasanya kalau kenaikan tarif atau lonjakan ini
potongannya pun semakin mengerikan, yang kehujanan siapa, yang nikmatin malah
orang orang rakus di kantor.
3. Program
pembodohan dari aplikator dan sistem kacau
Jujur sampai hari
ini gue gak ngerti sama beberapa program atau gebrakan ngawur dari aplikator
yang katanya menguntungkan, malah seperti program kerja rodi versi modern.
Salah satu programnya yaitu pengantaran jarak dekat atau program slot. Terlihat
program ini menguntungkan, karena ojol gak perlu capek jauh nganter orderan,
melainkan hanya radius 1 - 4 kilo. Yang jadi masalah yaitu ongkirnya yang
semakin dipotong. Bahan pokok semua naik, biaya hidup semakin mahal, tapi ongkir
malah semakin dipotong. Dari yang seharusnya 8000 an, menjadi cuma 6 - 7 ribu. Sementara
customer bayar normal dengan harga full sekitar 16 - 19 ribu. Yang diuntungkan
dari program ini? Jelas pihak Aplikator yang dapat lebih banyak. Gue gak bisa
bayangin dengan ongkir segitu, dapat resto yang nunggunya sampai sejam lebih.
Gak heran banyak driver yang ikut program ini berusaha ngemis ðapet tip dengan
carà membuat cerita sedih kepada customer karena ongkirnya yang terlalu parah.
Menurut gue ini
program pembodohan dan penjajahan era modern, korbannya biasanya menyasar paða
orang-orang awam yang baru daftar atau orang yang akunnya sepi orderan, seolah
dipaksa sistem biar mau kerja rodi. Gebrakan lainnya yang gak kalah parah yaitu
double order. Dimana ojol atau driver mengantarkan dua orderan sekaligus ke
tempat yang searah dan berdekatan, terlihat menguntungkan bagi driver kan?
Nyatanya, ongkirnya pun dipangkas lagi. Dari yang seharusnya terdekat dapat 16
ribu, jadi cuma kisaran 11-12 ribu. Gue gak ngerti kenapa ada sistem seperti
ini, bahkan kadang ada customer yang gak tau soal double order ini, disangka
driver sengaja diem ngopi gak gerak atau makin menjauh dari rumah customer.
Yang disalahkan? Ya driver, disangka sengaja bikin orang kelaperan. Gue yang
dulunya masih jadi customer pun menyangka driver yang ngambil orderan gue
sengaja diem ngopi atau gak bisa baca map karena malah menjauh dari lokasi
rumah gue. Padahal lagi jalanin double order.
Menurut gue seharusnya
program ini dihapuskan saja karena dampaknya malah ngerugiin ojol, memperkaya
aplikator. Program slot juga ngeselin, ngeselinnya karena selalu kuotanya
penuh. Banyak ojol yang frustasi susah orderan sehingga mengambil jalan
terburuk yaitu slot demi orderannya lancar. Jadi orderannya itu ada areanya, pengantarannya
gak jauh namun ongkirnya dipotong sadis. Padahal ikut program aneh ini belum
tentu lancar. Program slot ini juga motong ongkir jadi 5-7 ribuan, anehnya
malah laris manis. Gue gak ngerti kenapa banyak yang sebodoh itu ikutan program
slot. Mungkin kedepannya ongkir jadi cuma 2 ribu pun masih tetap laris manis.
Program slot ini memang pembodohan yang mengacaukan sistem dan merugikan para
ojol. Seolah para ojol sengaja dibuat orderannya sepi, lalu frustasi dan
mencari jalan terburuk yaitu slot. Program ini emang cara ampuh buat makin
potong ongkos driver, gue yakin kedepannya dari 5 ribu bakal turun sampai jadi
seribu rupiah.
Lalu soal
insentif juga sengaja dipersulit. Gue pernah hampir mencapai target, namun yang
terjadi malah dicurangi sistem dimana gue gak dikasi orderan, atau dikasi
orderan yang ngambilnya jauh dan tempatnya terkenal bikin yang nunggu ketiduran
dan bisa sambil camping. Insentif yang ditawarkan pun gak menarik, malah
ditujukan bagi siapa saja yang siap mati dan menyerahkan nyawanya demi
aplikator yang makin kaya.
Ngomongin soal
sistem, memang gak ada sistem yang sampurna. Namun aplikator punya sistem yang
sempurna untuk menyiksa drivernya. Hal yang bikin jengkel dari sistemnya yaitu
sengaja ngasih penjemputan yang terlalu jauh. Gue sering dapet orderan dimana
posisi gue dekat dengan tujuan customer dibandingkan ke lokasi jemput customer
tersebut. Gue berpikir apa mungkin sekarang sistemnya customer yang jemput
driver? Masalahnya penjemputan terlalu jauh ini benar benar bikin bensin cepat
habis, mungkin pihak aplikator menganggap motor bisa isi bensin pake air galon.
Paling parah
yaitu sistem dari aplikator, perusahaan sebesar itu tapi gak bisa yang namanya
mengatasi orderan fiktif atau palsu. Sudah banyak driver baru yang jadi
korbannya, gue pernah nemu driver baru yang kena tipu sampai atmnya dikuras.
Dulu awal ngojol pun gue pernah kena tipu, dimana gue beli dan nganter 1 buah
manggis ke customer, tapi customernya gak pernah muncul keberadaannya. Akhirnya
gue klaim fiktif ke panti asuhan menyerahkan 1 buah manggis, untungnya masih
diterima. Karena ada driver lain yang gak diterima, ya jelas karena yang
diserahkan 1 kresek isi makanan kucing.
Yang bikin gue
heran, akun fiktif itu itu saja, modusnya juga sama, tapi kenapa akunnya selalu
utuh dan aman padahal sudah sering dilaporkan. Jujur gue gak ngerti kenapa akun
akun fiktif ini semacam dipelihara, entah semoga saja bukan permainan dari
dalam. Siapa pun yang bikin fiktif, gue berdoa semoga rumah kalian ketimpa
makanan kucing.
4. Driver yang
lebih banyak dari orderannya
Gue merasa pihak
aplikator mempunyai misi untuk menjadikan seluruh warga negara indonesia
menjadi ojek online. Karena pembukaan driver baru yang terus dilakukan tiap hari.
Jumlah ojol sekarang udah benar benar gak terkendali, ibaratnya 1 orderan
direbutin 30 driver. Banyak kasus dimana yang tadinya customer, ikutan berubah
menjadi ojol atau driver. Pembukaan driver setiap harinya ini jelas
menguntungkan aplikator, karena dari sana mereka ðapet uang dari jualan
atribut. Mereka gak peduli mau senumpuk apa driver di jalanan, sebanyak apa
penunggu pohon, ruko kosong, dan pinggir jalan. Mungkin ada masanya nanti semua
customer jadi ojol, harus saling baku hantam demi rebutin 1 orderan.
Bayangin aja
setiap hari ada ratusan driver baru yang dilepas ke jalanan, biasanya orderan
pun diproritaskan ke driver baru. Gue pernah menjadi driver baru dimana orderan
sangat cepat, bahkan ada seorang driver lain bilang ke gue, "Wih akun baru
ya, coba liat minggu depan" Gue gak ngerti maksudnya apa, ternyata makin
lama gue paham kalau anak baru selalu disayang, kalo dah lama bakal ditendang
perlahan. Aplikator sebenarnya terlihat mulia, karena berhasil mengurangi
jumlah pengangguran di negara ini. Tapi ya dikontrol juga dong, orderan gak
nambah banyak, tapi drivernya malah numpuk. Sama aja seperti memindahkan
pengangguran dari rumah, ke pinggir jalan buat nunggu orderan yang gak masuk
masuk.
5. Driver selalu
salah
Aplikator gak
pernah takut kehilangan driver, karena mati satu, yang daftar besoknya ada
ratusan. Jadi apa pun yang terjadi, customer selalu menang. Gue sering
menemukan kasus dimana driver menjadi korban keisengan customer yang ngasi
bintang satu atau bikin laporan palsu tanpa bukti. Pihak aplikator tanpa segan
langsung ngasi hukuman ke driver walaupun tanpa bukti. Customer iseng atau asal
mencet bikin laporan palsu pun, akun driver atau ojolnya langsung jadi korban
suspend tanpa tahu kebenarannya. Gak heran tiap hari di kantor aplikator banyak
driver yang ada disana, mereka harus banding jelasin segala macam dengan bukti
baru akun mereka aman. Berbeda dengan customer, tanpa bukti jelas pun mereka
dipercaya. Makanya gue berharap, semoga semua customer jadi driver.
6. Gak dihargai
pihak resto
Banyak kasus
dimana pihak resto gak menghargai driver yang datang ke tempatnya. Padahal
tanpa driver, makanan mereka bakal terbengkalai gak ada yang nganter. Ada kasus
dimana pihak resto tidak menyediakan tempat tunggu yang layak bagi driver.
Misalnya pernah terjadi di resto besar, driver disuruh nunggu di luar, gak ada
tempat duduk, dibiarkan kepanasan atau kehujanan. Pihak resto seperti
menganggap driver itu menjijikan dan membawa kuman penyakit yang dapat membuat
pengunjung lainnya diare. Resto rumah pun juga ada yang sombong seperti ini,
gak ngasi tempat duduk, malah nempel berbagai tulisan dan aturan yang gak enak
dibaca driver.
Kalo nemu resto
semacam ini, biasanya gue langsung cancel di depan orangnya. Biar mereka saja
yang nganter makanan, atau suruh orang kantor aplikator yang nganterin makanan.
Lebih parah lagi ada resto yang drivernya dateng, tapi bilang, "Loh ada
orderan ya pak?" Ya iyalah, terus driver datang kesana mau ngapain? Minta
sumbangan buat bensin?
Gue cuma mau
bilang kepada kalian pemilik resto besar atau rumahan, tolong kalau sumber daya
gak cukup, jangan maksain buka online. Pernah gue menemukan kasus dimana satu
rumah, tapi ada berbagai resto dan berbagai jenis makanan. Yang kerja sedikit,
tapi restonya bejibun, yang jadi korban ya driver nunggu berjam-jam. Tolong
kalo gak siap jangan maksain buka online. Gue pernah menemukan kasus dimana gue
dateng ke suatu resto, tapi disuruh nunggu karena orangnya masih ke pasar nyari
bahan makanan buat dimasak. Ingat, driver datang ya makanan langsung disiapkan,
bukan masih nyari bahan ke pasar. Gue gak kebayang kalau misalnya disuruh
nunggu karena pihak restonya masih di laut mancing ikan.
7. Semakin berat
Banyak yang
bilang kalo sekarang merupakan masa kegelapan dan kesuraman bagi ojek online,
berbeda dengan jaman dulu yang masih sejahtera. Ongkir dan bonus yang dulu
masih masuk akal, berbeda dengan sekarang yang potongannya semakin besar dan
masuk akal bagi aplikator. Jujur menjadi ojek online saat ini memang sangat
berat. Menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan utama seperti mencari cara
mati perlahan dan ibaratnya seperti disembelih perlahan sama pihak aplikator.
Pihak aplikator dengan bangganya menawarkan berbagai pinjaman online, karena
mereka tau drivernya hidupnya tidak sejahtera.
Pendapatan yang
semakin tidak stabil, hari ini banyak, belum tentu besok bisa sama. Bisa saja
sedikit dapat orderan, bahkan bisa pulang gak bawa apa. Persaingan yang semakin
banyak, ongkir yang gak manusiawi, dan potongan yang semakin tinggi. Mereka tau
mereka dibutuhkan, makanya bisa semena-mena. Pemerintah pun tutup mata dan
membiarkan semua terjadi. Makanya gue selalu mikir, mungkin bisnis aplikasi
seperti ini memang paling menguntungkan. Modal yang gak banyak, tinggal angkat
kaki di meja nunggu uang dari yang kerja di lapangan. Gue yakin seandainya
pihak aplikator motong ongkir sampai tinggal 2 ribu doang, masih banyak kok
yang mau ngambil kerjaan ini.
Gue pun berharap
siapa pun kalian yang baca ini, sebaiknya berpikir 8800 kali buat menjadikan
pekerjaan ini sebagai yang utama. Kalo jadi sampingan mungkin gak masalah, tapi
kalo memang udah sangat kepepet itu yang susah. Memang sebenarnya pekerjaan ini
punya sisi positifnya seperti waktu yang fleksibel, bebas tanpa terikat, gak
memandang usia. Tapi hanya itu saja, lebih banyak sisi negatifnya jika dijalani
semakin lama. Buat yang masih muda, masih ada kesempatan buat bekerja di tempat
lain, misalnya di kantor aplikator. Buat yang udah berumur ini yang susah,
karena lowongan pekerjaan di Indonesia mempensiunkan orang di usia 25 tahun. Mau
gak mau menjalani pekerjaan ini walaupun sebenarnya gue yakin pasti ada keluhan
dan caci maki dalam hatinya.
Saat ini gue
mulai berpikir untuk mencari pekerjaan yang bisa menggantikan jadi ojek online.
Gue yakin kedepannya ongkir akan semakin menurun, bukan tambah naik. Gue yakin
akan ada masanya ongkir cuma 2 ribu rupiah, potongan lebih dari 40 persen.
Semua perlahan dipaksa masuk dalam lingkaran slot atau menjadi driver goceng. Orderan dibuat sepi, sehingga para ojol nyari
cara biar tetap lancar dengan ikutan program licik dari aplikator.
Banyak yang
bilang kalo banyak ngeluh, kenapa gak berhenti aja. Mencari pekerjaan lain gak
segampang itu apalagi buat yang berumur 30 ke atas, gue yakin kalo mereka ada
pilihan lain pasti bakal ninggalin ojek online. Buat yang bilang kenapa ojol
banyak ngeluh dan cengeng, gue cuma bisa jawab semua pekerjaan pasti ada
keluhan. Ojol memang hanya berstatus mitra bukan karyawan, namun yang namanya
mitra ya harusnya saling menguntungkan, bukan menusuk perlahan
Tulisan ini
dibuat dengan tujuan agar orang tau bahwa menjadi driver atau ojek online gak
segampang itu, gak sesantai itu, gak sesimpel itu. Biar orang juga tau
resikonya jika memilih bekerja sebagai ojek online, agar lebih mempertimbangkan
dengan baik. Karena banyak orang melihat dari sisi enaknya aja, dari sisi
busuknya banyak yang belum tahu. Kalo pun kalian pernah melihat iklan dari
aplikator dimana dikatakan perbulan bisa 10 juta rupiah dan lebih lagi, iya itu
semua memang benar. Jika kerjanya sambil jual motor, sambil ngemis minta tip ke
customer, dan kerja 30 hari full 24 jam sebagai driver goceng.
Gue cuma berharap
kedepannya ongkir bisa lebih layak, potongan lebih masuk akal, dan program
program merugikan dihapuskan. Terakhir gue cuma mau bilang, siapa pun kalian
yang mencetuskan program aneh seperti ini, semoga
kuburannya gak ditaburi uang goceng.