Kamis, 16 Januari 2025

Tahun 2025 Jangan Jadi Ojek Online!

 


Menjadi ojol sangatlah menyenangkan, kerjanya santai, dan bisa banyak duit, itulah yang awalnya gue pikirkan, yang mungkin juga dipikirkan banyak ojol yang baru terjun ke lapangan. Berpikir semua akan terasa indah, yang kemudian berubah menjadi caci maki dan keluhan tiap hari. Banyak orang bilang ojol atau ojek online itu merupakan pekerjaan yang gampang, tanpa skill, gak perlu pendidikan. Padahal nyatanya gak segampang itu. Ada skill ojol yang mungkin gak dipunyai orang lain yaitu skill ketabahan. Ketabahan dalam menghadapi siksaan. Mulai dari disiksa customer, aplikasi, keadaan lapangan, dan masih banyak lagi.

Setiap pekerjaan pasti ada lebih dan kurangnya, tetapi menjadi ojol kurangnya sangat lebih. Disini gue mau bahas kenapa kalian sebaiknya jangan jadi ojek online di tahun 2025 ini:

1. Gak dihargai customer

Seringkali customer menganggap diri mereka adalah ràja, mereka bayar dengan segala macam promo, lalu menganggap ojol atau driver merupakan budak mereka. Gue paling sering menemukan customer macam gini misalnya saat pengantaran makanan. Banyak customer manja yang memaksa ojol untuk naik ke lantai 2, 3, 4, lebih lagi, mengantar makanan itu dan menaruhnya di gagang pintu kamar customer. Gue heran, apa susahnya sih ngambil makanan ke bawah? Apa perlu sekalian gue suapin atau bersihin kamarnya? Jujur gue selalu kesal dapat customer seperti ini, biasanya kalau gue tolak pasti bakal jawab, "Biasanya driver lain bisa pak!" Alasan mereka biasanya yaitu sakit, gue herannya sakit kenapa mesan mie level pedas dan minum es teh? Bahkan gue pernah nemu customer yang notenya selalu sakit dan gak sembuh sembuh, bilang dirinya sakit demi gak turun ke bawah. Atau alasan lain yaitu gak ada di kos, padahal ngumpet di dalam. Coba deh taruh makanannya, lalu tungguin, pasti ada si kampret di dalam keluar ngambil.

Tolong hargai ojol dengan ngambil makanan sendiri ke bawah, jangan memperlama kerja ojol. Ingat, ojol ongkir terdekat cuma 8.800, uang segitu gak bisa menggantikan motor yang hilang kalau di parkir di luar. Yang gak kalah nyebelin yaitu dalam pengantaran barang. Gue sering nemu customer yang mau hemat tapi membahayakan nyawa orang. Misalnya disuru bawa barang besar yang melebihi motor, contohnya seperti kulkas, lemari, kasur, bahkan tangki air dan yang paling parah yaitu bawa kambing. Kalau ditolak, senjata mereka selalu bilang, "Driver lain biasanya bisa kok!" Selain itu gue pernah menemukan penipuan dimana barang yang tertulis cuma 1 kg, taunya barangnya tangki air buat nampung air. Yang gue lakukan? Cancel langsung depan muka customernya. Tolong buat para driver atau ojol, jangan membahayakan nyawa kalian demi ongkir 8400, 8500. Dipakai buat berobat kalau kecelakaan pun gak cukup.

Lainnya gue pernah menemukan customer aneh, yang udah order, tapi disuruh nunggu dan minta dijemput lagi 1 jam. Buset, memangnya ojol itu supir pribadinya? Supir pribadi pun gak mau nunggu dengan bayaran 8000. Apa gak sekalian sambil nunggu dia, ojol disuruh bersih bersih rumahnya? Sungguh aneh sekali. Yang gue juga kesal sama customer yang order sesuatu, sehabis itu hpnya ditinggal. Entah ditinggal tidur, nyuci, ngurusin rumah, dan lainnya. Jelas ini menyusahkan ojol karena harus nunggu lama biar pesanannya diambil customer. Gue sering nemu customer playing victim yang  ngelaporin pesanannya gak dianter sama driver dan nyalahin driver, padahal dia sendiri ketiduran atau gak respond lebih dari sejam.

Berikutnya yang gak kalah ngeselin yaitu customer yang suka nitip di luar orderannya, misalnya nitip beli rokok, kerupuk, teh poci, dan benda lainnya di warung. Jelas ini merugikan waktu, biasanya kalo nemu orang seperti ini gue cuma bisa diem gak buka chatnya, pas sampai di tempat customer gue bilang, "Eh ada nitip ya, maaf saya ketiduran gak liat hp jadinya." Biasanya orang yang suka nitip gini selalu bilang uang drivernya diganti lewat tips, yang ditungguin gak akan pernah muncul.

Customer ngeselin lainnya yaitu waktu ojol baru ðapet orderan, dengan gampangnya dia bilang, "Tolong cepetin ya!" Anjrit! Dia yang telat, order di waktu mepet, malah nyuruh orang buat cepat. Disangka motor ojol punya sayap. Kalo nemu customer begini sebaiknya dijawab, "Baik tuan/nyonya, persiapkan diri, saya akan pesankan ambulan terbaik untuk anda" Selain itu yang bikin heran, customer yang order makanan pun suka seperti ini nyuruh driver atau ojol cepat, padahal asal kalian tau tugas driver bukanlah memasak atau ikut bagian di dalam dapur. Jadi gue herannya kenapa driver disuruh cepat, apa mungkin disuruh bantuin masak di dapur?

Sebenarnya masih banyak jenis customer yang nyebelin, tapi sekali lagi gak semua customer ngeselin, masih banyak yang baik. Baik dalam bikin strategi biar ojol mau naik ke lantai 2, biar mau bawa barang besar, biar mau nunggu satu jam buat dijemput. Baik dalam memberikan tips, yang biasanya dijanjikan customer namun tak pernah muncul keberadaannya. Gue pun jadi tau sekarang, tip itu yang bener ngasi tambahan, kalo tips itu mungkin tips atau tutorial.

2. Ongkir murah, potongan aplikasi terlalu besar.

Bahan pokok semakin naik, kebutuhan hidup semakin mahal, tapi ongkir ojol selalu setia membumi. Entah sampai kapan ongkirnya mentok di angka 8000, mungkin saat umr di Indonesia di atas 10 juta, ongkir ojol pun masih sama. Bukannya gak bersyukur, yang jadi masalah disini adalah pihak aplikator yang semakin rakus. Buat yang belum tau, biaya yang customer bayar di aplikasi itu bukan semua masuk di ojol, tapi dibagi ke aplikator. Kalau sesuai potongannya gak masalah, tapi ini bisa lebih. Yang katanya 20 persen misalnya, bisa jadi 40 bahkan sampai gue ngerasa sistemnya jadi bagi hasil 50 : 50. Gue pernah ngirim barang ongkir 8500 pembayaran tunai, jumlah tagih tunai ke customer sebesar 16.000 rupiah. Apakah itu 20 persen? Gue mikir mungkin sistemnya sekarang udah bagi hasil, atau pihak aplikator punya rumus matematika tersendiri yang gak orang waras mengerti. Gak hanya sekali dua kali, bahkan gue sering nemu ojol lain yang punya keluhan yang sama.

Motor punya sendiri, servis ditanggung sendiri, kuota sendiri, tenaga sendiri, tapi yang duduk angkat kaki di kantor pengen dapet lebih banyak. Ngomongin soal pendapatan, mungkin setiap daerahnya berbeda. Namun yang bikin gue heran yaitu kebetulan gue tinggal di Bali, daerah yang pariwisatanya sudah terkenal dunia. Herannya yaitu harga yang dibayar warga lokal dengan bule itu sama, dengan harga murah 10 ribuan bule udah bisa keliling. Jelas ini aneh, daerah pariwisata namun dijual dengan sangat murah. Bahkan ada momen dimana gue pernah ngerasa malu waktu nurunin bule, tagih tunainya cuma 2 ribu. Jadi dia ðapet promo dari aplikasi, dengan santai dia mengeluarkan duit 2 ribu di depan gue yang kebetulan di sekitar sana dilihat sama ojek pangkalan

Gue ngerasa mungkin gak akan pernah ada kenaikan tarif, selama berbagai aplikator saling perang harga. Mungkin ada masanya ongkir ojol atau driver cuma 4 ribu rupiah, karena 6 ribu aja udah ada dan banyak yang mau. Mirisnya lagi gue merasa lebih kasihan sama driver mobil, karena harganya cuma bhéda 2-4 ribu sama motor. Bayangin mobil harga ratusan juta, tapi ongkir terdekat cuma 10 ribu, berasa naik odong-odong murah. Aplikator gak pernah mikir berapa biaya perawatan, bensin, dan lainnya. Mereka asik duduk santai di ruangan ac sambil angkat kaki.

Jujur gue paling kesal waktu cuaca hujan badai, ongkir benar benar sulit buat naik padahal cuaca hujan resikonya sangat tinggi. Mungkin nunggu pohon bertumbangan, banjir dimana màna, baru ongkir naik. Biasanya kalau kenaikan tarif atau lonjakan ini potongannya pun semakin mengerikan, yang kehujanan siapa, yang nikmatin malah orang orang rakus di kantor.

3. Program pembodohan dari aplikator dan sistem kacau

Jujur sampai hari ini gue gak ngerti sama beberapa program atau gebrakan ngawur dari aplikator yang katanya menguntungkan, malah seperti program kerja rodi versi modern. Salah satu programnya yaitu pengantaran jarak dekat atau program slot. Terlihat program ini menguntungkan, karena ojol gak perlu capek jauh nganter orderan, melainkan hanya radius 1 - 4 kilo. Yang jadi masalah yaitu ongkirnya yang semakin dipotong. Bahan pokok semua naik, biaya hidup semakin mahal, tapi ongkir malah semakin dipotong. Dari yang seharusnya 8000 an, menjadi cuma 6 - 7 ribu. Sementara customer bayar normal dengan harga full sekitar 16 - 19 ribu. Yang diuntungkan dari program ini? Jelas pihak Aplikator yang dapat lebih banyak. Gue gak bisa bayangin dengan ongkir segitu, dapat resto yang nunggunya sampai sejam lebih. Gak heran banyak driver yang ikut program ini berusaha ngemis ðapet tip dengan carà membuat cerita sedih kepada customer karena ongkirnya yang terlalu parah.

Menurut gue ini program pembodohan dan penjajahan era modern, korbannya biasanya menyasar paða orang-orang awam yang baru daftar atau orang yang akunnya sepi orderan, seolah dipaksa sistem biar mau kerja rodi. Gebrakan lainnya yang gak kalah parah yaitu double order. Dimana ojol atau driver mengantarkan dua orderan sekaligus ke tempat yang searah dan berdekatan, terlihat menguntungkan bagi driver kan? Nyatanya, ongkirnya pun dipangkas lagi. Dari yang seharusnya terdekat dapat 16 ribu, jadi cuma kisaran 11-12 ribu. Gue gak ngerti kenapa ada sistem seperti ini, bahkan kadang ada customer yang gak tau soal double order ini, disangka driver sengaja diem ngopi gak gerak atau makin menjauh dari rumah customer. Yang disalahkan? Ya driver, disangka sengaja bikin orang kelaperan. Gue yang dulunya masih jadi customer pun menyangka driver yang ngambil orderan gue sengaja diem ngopi atau gak bisa baca map karena malah menjauh dari lokasi rumah gue. Padahal lagi jalanin double order.

Menurut gue seharusnya program ini dihapuskan saja karena dampaknya malah ngerugiin ojol, memperkaya aplikator. Program slot juga ngeselin, ngeselinnya karena selalu kuotanya penuh. Banyak ojol yang frustasi susah orderan sehingga mengambil jalan terburuk yaitu slot demi orderannya lancar. Jadi orderannya itu ada areanya, pengantarannya gak jauh namun ongkirnya dipotong sadis. Padahal ikut program aneh ini belum tentu lancar. Program slot ini juga motong ongkir jadi 5-7 ribuan, anehnya malah laris manis. Gue gak ngerti kenapa banyak yang sebodoh itu ikutan program slot. Mungkin kedepannya ongkir jadi cuma 2 ribu pun masih tetap laris manis. Program slot ini memang pembodohan yang mengacaukan sistem dan merugikan para ojol. Seolah para ojol sengaja dibuat orderannya sepi, lalu frustasi dan mencari jalan terburuk yaitu slot. Program ini emang cara ampuh buat makin potong ongkos driver, gue yakin kedepannya dari 5 ribu bakal turun sampai jadi seribu rupiah.

Lalu soal insentif juga sengaja dipersulit. Gue pernah hampir mencapai target, namun yang terjadi malah dicurangi sistem dimana gue gak dikasi orderan, atau dikasi orderan yang ngambilnya jauh dan tempatnya terkenal bikin yang nunggu ketiduran dan bisa sambil camping. Insentif yang ditawarkan pun gak menarik, malah ditujukan bagi siapa saja yang siap mati dan menyerahkan nyawanya demi aplikator yang makin kaya.

Ngomongin soal sistem, memang gak ada sistem yang sampurna. Namun aplikator punya sistem yang sempurna untuk menyiksa drivernya. Hal yang bikin jengkel dari sistemnya yaitu sengaja ngasih penjemputan yang terlalu jauh. Gue sering dapet orderan dimana posisi gue dekat dengan tujuan customer dibandingkan ke lokasi jemput customer tersebut. Gue berpikir apa mungkin sekarang sistemnya customer yang jemput driver? Masalahnya penjemputan terlalu jauh ini benar benar bikin bensin cepat habis, mungkin pihak aplikator menganggap motor bisa isi bensin pake air galon.

Paling parah yaitu sistem dari aplikator, perusahaan sebesar itu tapi gak bisa yang namanya mengatasi orderan fiktif atau palsu. Sudah banyak driver baru yang jadi korbannya, gue pernah nemu driver baru yang kena tipu sampai atmnya dikuras. Dulu awal ngojol pun gue pernah kena tipu, dimana gue beli dan nganter 1 buah manggis ke customer, tapi customernya gak pernah muncul keberadaannya. Akhirnya gue klaim fiktif ke panti asuhan menyerahkan 1 buah manggis, untungnya masih diterima. Karena ada driver lain yang gak diterima, ya jelas karena yang diserahkan 1 kresek isi makanan kucing.

Yang bikin gue heran, akun fiktif itu itu saja, modusnya juga sama, tapi kenapa akunnya selalu utuh dan aman padahal sudah sering dilaporkan. Jujur gue gak ngerti kenapa akun akun fiktif ini semacam dipelihara, entah semoga saja bukan permainan dari dalam. Siapa pun yang bikin fiktif, gue berdoa semoga rumah kalian ketimpa makanan kucing.

4. Driver yang lebih banyak dari orderannya

Gue merasa pihak aplikator mempunyai misi untuk menjadikan seluruh warga negara indonesia menjadi ojek online. Karena pembukaan driver baru yang terus dilakukan tiap hari. Jumlah ojol sekarang udah benar benar gak terkendali, ibaratnya 1 orderan direbutin 30 driver. Banyak kasus dimana yang tadinya customer, ikutan berubah menjadi ojol atau driver. Pembukaan driver setiap harinya ini jelas menguntungkan aplikator, karena dari sana mereka ðapet uang dari jualan atribut. Mereka gak peduli mau senumpuk apa driver di jalanan, sebanyak apa penunggu pohon, ruko kosong, dan pinggir jalan. Mungkin ada masanya nanti semua customer jadi ojol, harus saling baku hantam demi rebutin 1 orderan.

Bayangin aja setiap hari ada ratusan driver baru yang dilepas ke jalanan, biasanya orderan pun diproritaskan ke driver baru. Gue pernah menjadi driver baru dimana orderan sangat cepat, bahkan ada seorang driver lain bilang ke gue, "Wih akun baru ya, coba liat minggu depan" Gue gak ngerti maksudnya apa, ternyata makin lama gue paham kalau anak baru selalu disayang, kalo dah lama bakal ditendang perlahan. Aplikator sebenarnya terlihat mulia, karena berhasil mengurangi jumlah pengangguran di negara ini. Tapi ya dikontrol juga dong, orderan gak nambah banyak, tapi drivernya malah numpuk. Sama aja seperti memindahkan pengangguran dari rumah, ke pinggir jalan buat nunggu orderan yang gak masuk masuk.

5. Driver selalu salah

Aplikator gak pernah takut kehilangan driver, karena mati satu, yang daftar besoknya ada ratusan. Jadi apa pun yang terjadi, customer selalu menang. Gue sering menemukan kasus dimana driver menjadi korban keisengan customer yang ngasi bintang satu atau bikin laporan palsu tanpa bukti. Pihak aplikator tanpa segan langsung ngasi hukuman ke driver walaupun tanpa bukti. Customer iseng atau asal mencet bikin laporan palsu pun, akun driver atau ojolnya langsung jadi korban suspend tanpa tahu kebenarannya. Gak heran tiap hari di kantor aplikator banyak driver yang ada disana, mereka harus banding jelasin segala macam dengan bukti baru akun mereka aman. Berbeda dengan customer, tanpa bukti jelas pun mereka dipercaya. Makanya gue berharap, semoga semua customer jadi driver.

6. Gak dihargai pihak resto

Banyak kasus dimana pihak resto gak menghargai driver yang datang ke tempatnya. Padahal tanpa driver, makanan mereka bakal terbengkalai gak ada yang nganter. Ada kasus dimana pihak resto tidak menyediakan tempat tunggu yang layak bagi driver. Misalnya pernah terjadi di resto besar, driver disuruh nunggu di luar, gak ada tempat duduk, dibiarkan kepanasan atau kehujanan. Pihak resto seperti menganggap driver itu menjijikan dan membawa kuman penyakit yang dapat membuat pengunjung lainnya diare. Resto rumah pun juga ada yang sombong seperti ini, gak ngasi tempat duduk, malah nempel berbagai tulisan dan aturan yang gak enak dibaca driver.

Kalo nemu resto semacam ini, biasanya gue langsung cancel di depan orangnya. Biar mereka saja yang nganter makanan, atau suruh orang kantor aplikator yang nganterin makanan. Lebih parah lagi ada resto yang drivernya dateng, tapi bilang, "Loh ada orderan ya pak?" Ya iyalah, terus driver datang kesana mau ngapain? Minta sumbangan buat bensin?

Gue cuma mau bilang kepada kalian pemilik resto besar atau rumahan, tolong kalau sumber daya gak cukup, jangan maksain buka online. Pernah gue menemukan kasus dimana satu rumah, tapi ada berbagai resto dan berbagai jenis makanan. Yang kerja sedikit, tapi restonya bejibun, yang jadi korban ya driver nunggu berjam-jam. Tolong kalo gak siap jangan maksain buka online. Gue pernah menemukan kasus dimana gue dateng ke suatu resto, tapi disuruh nunggu karena orangnya masih ke pasar nyari bahan makanan buat dimasak. Ingat, driver datang ya makanan langsung disiapkan, bukan masih nyari bahan ke pasar. Gue gak kebayang kalau misalnya disuruh nunggu karena pihak restonya masih di laut mancing ikan.

7. Semakin berat

Banyak yang bilang kalo sekarang merupakan masa kegelapan dan kesuraman bagi ojek online, berbeda dengan jaman dulu yang masih sejahtera. Ongkir dan bonus yang dulu masih masuk akal, berbeda dengan sekarang yang potongannya semakin besar dan masuk akal bagi aplikator. Jujur menjadi ojek online saat ini memang sangat berat. Menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan utama seperti mencari cara mati perlahan dan ibaratnya seperti disembelih perlahan sama pihak aplikator. Pihak aplikator dengan bangganya menawarkan berbagai pinjaman online, karena mereka tau drivernya hidupnya tidak sejahtera.

Pendapatan yang semakin tidak stabil, hari ini banyak, belum tentu besok bisa sama. Bisa saja sedikit dapat orderan, bahkan bisa pulang gak bawa apa. Persaingan yang semakin banyak, ongkir yang gak manusiawi, dan potongan yang semakin tinggi. Mereka tau mereka dibutuhkan, makanya bisa semena-mena. Pemerintah pun tutup mata dan membiarkan semua terjadi. Makanya gue selalu mikir, mungkin bisnis aplikasi seperti ini memang paling menguntungkan. Modal yang gak banyak, tinggal angkat kaki di meja nunggu uang dari yang kerja di lapangan. Gue yakin seandainya pihak aplikator motong ongkir sampai tinggal 2 ribu doang, masih banyak kok yang mau ngambil kerjaan ini.

Gue pun berharap siapa pun kalian yang baca ini, sebaiknya berpikir 8800 kali buat menjadikan pekerjaan ini sebagai yang utama. Kalo jadi sampingan mungkin gak masalah, tapi kalo memang udah sangat kepepet itu yang susah. Memang sebenarnya pekerjaan ini punya sisi positifnya seperti waktu yang fleksibel, bebas tanpa terikat, gak memandang usia. Tapi hanya itu saja, lebih banyak sisi negatifnya jika dijalani semakin lama. Buat yang masih muda, masih ada kesempatan buat bekerja di tempat lain, misalnya di kantor aplikator. Buat yang udah berumur ini yang susah, karena lowongan pekerjaan di Indonesia mempensiunkan orang di usia 25 tahun. Mau gak mau menjalani pekerjaan ini walaupun sebenarnya gue yakin pasti ada keluhan dan caci maki dalam hatinya.

Saat ini gue mulai berpikir untuk mencari pekerjaan yang bisa menggantikan jadi ojek online. Gue yakin kedepannya ongkir akan semakin menurun, bukan tambah naik. Gue yakin akan ada masanya ongkir cuma 2 ribu rupiah, potongan lebih dari 40 persen. Semua perlahan dipaksa masuk dalam lingkaran slot atau menjadi driver goceng.  Orderan dibuat sepi, sehingga para ojol nyari cara biar tetap lancar dengan ikutan program licik dari aplikator.

Banyak yang bilang kalo banyak ngeluh, kenapa gak berhenti aja. Mencari pekerjaan lain gak segampang itu apalagi buat yang berumur 30 ke atas, gue yakin kalo mereka ada pilihan lain pasti bakal ninggalin ojek online. Buat yang bilang kenapa ojol banyak ngeluh dan cengeng, gue cuma bisa jawab semua pekerjaan pasti ada keluhan. Ojol memang hanya berstatus mitra bukan karyawan, namun yang namanya mitra ya harusnya saling menguntungkan, bukan menusuk perlahan

Tulisan ini dibuat dengan tujuan agar orang tau bahwa menjadi driver atau ojek online gak segampang itu, gak sesantai itu, gak sesimpel itu. Biar orang juga tau resikonya jika memilih bekerja sebagai ojek online, agar lebih mempertimbangkan dengan baik. Karena banyak orang melihat dari sisi enaknya aja, dari sisi busuknya banyak yang belum tahu. Kalo pun kalian pernah melihat iklan dari aplikator dimana dikatakan perbulan bisa 10 juta rupiah dan lebih lagi, iya itu semua memang benar. Jika kerjanya sambil jual motor, sambil ngemis minta tip ke customer, dan kerja 30 hari full 24 jam sebagai driver goceng.

Gue cuma berharap kedepannya ongkir bisa lebih layak, potongan lebih masuk akal, dan program program merugikan dihapuskan. Terakhir gue cuma mau bilang, siapa pun kalian yang mencetuskan program aneh seperti ini, semoga kuburannya gak ditaburi uang goceng.